Rabu, 28 November 2012

Kalau Masih Lajang, Boleh Gak ya Adopsi......

Beberapa tahun lalu seorang teman membuat tulisan disertai foto-foto tentang kunjungannya ke Panti Asuhan Balita dan Anak di Cipayung, Jakarta Timur. Saat itu gue kaget karena melihat foto anak-anak yang di sana semuanya ganteng dan cantik. Believe me, gue gak gampang bilang anak kecil bermuka lucu. Jadi kalo gue bilang ganteng dan cantik, apalagi lucu, biasanya emang udah standar tinggi banget.
Hari ini untuk pertama kalinya gue menginjakkan kaki di panti asuhan tersebut. Setelah tiba di sana barulah gue sadar bahwa panti asuhan ini dikelola oleh Dinsos DKI Jakarta. Di depan pintu kantor dipasang foto-foto anak-anak yang diasuh panti tersebut. Masya Allah, semuanya ganteng dan cantik. Baru lihat foto aja gue langsung berkaca-kaca, kok tega orang tuanya meninggalkan mereka yang sebegitu cakepnya padahal banyak orang yang pengen punya anak.Sayangnya gue gak bisa melihat anak-anak itu secara langsung karena belum waktunya. Gue tiba disana 14.30 sementara jam kunjungan jam 16.00. Masih kelamaan banget nunggunya.

Akhirnya gue, teman gue dan kakaknya hanya berbincang-bincang dengan pengurus panti tentang prosedur adopsi. Iya, gue sadar sekali bahwa pemerintah harus melakukan upaya demi mengamankan masa depan anak-anak tersebut dengan membuat prosedur yang cukup panjang sampai dengan pengadilan membuat putusan penetapan. Yang membuat gue agak gelisah adalah tiga persyaratan awal yang mereka ajukan. 1: Harus pasangan yang sudah menikah (single tidak diijinkan), 2: Sudah harus menikah minimal 5 tahun, 3: Usia minimal 30 tahun. Ketiganya harus dipenuhi. Jadi jika ada pasangan sudah menikah selama lebih dari 5 tahun tetapi belum berusia 30, mereka dianggap tidak memenuhi syarat.

Gue percaya banyak orang lajang di luar sana yang bersedia mengadopsi anak-anak ini tetapi mereka tidak memenuhi syarat pertama. Gue sempat tanya, "Bagaimana kalau orang yang mau adopsi nantinya menikah. Sama saja kan?" Si ibu menjawab, "Tunggu setelah menikah saja ya". Habis menikah harus tunggu 5 tahuh lagi dong. Lama amat :(

Satu hal yang membuat gue trenyuh adalah si ibu ini cerita bahwa banyak sekali anak asuh mereka yang sampai dengan usia SMA mereka harus terus hidup di panti. Panti Cipayung hanya menaungi anak-anak sampai dengan usia TK, setelah usia SD mereka dipindah ke panti di Klender, SMP di panti lain, SMA juga begitu. In my humble opinion, tinggal di panti tidak lebih baik dibanding dengan tinggal bersama orang tua tunggal. Apakah orang tua tunggal dianggap tidak memiliki kemampuan untuk menyayangi dan membesarkan anak-anak itu? Teman gue yang mau adopsi ini adalah lulusan S2, sangat santun, dan berasal dari keluarga kaya raya, yang artinya anak yang akan dia adopsi pasti akan memiliki peluang masa depan yang lebih baik.

Gue paham benar pemerintah, dalam hal ini Kemensos, membuat aturan itu demi kepentingan anak-anak, tetapi apakah tidak mungkin dibuat aturan tambahan untuk orang tua tunggal? Sebegitu tega mereka membatasi peluang anak-anak ini untuk bisa diadopsi dan mendapat masa depan yang lebih cerah? Lebih baik mereka diadopsi daripada tinggal di panti terus sampai usia 18 tahun toh?

Aaahh.... Dunia memang sering tidak adil. Tidak adil buat teman gue yang sudah lahir batin siap membesarkan seorang anak angkat. Tidak adil buat anak yang harusnya bisa menjadi anaknya dan hidup lebih baik.

Sumber :
Comments

1 komentar:

  1. makasih udah share pengalamannya,, sedikit membantu menjawab pertanyaan yang sudah lama berkutat di kepala dan benak saya. Yah sayang sekali yah.. padahal saya pengin sekali mengadopsi anak,, tp seperti nya saya tidak memenuhi syarat.. karena saya belum menikah,, saya suka anak".. makanya pengin sekali mengadopsi anak :)

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungan anda....komentar dong.....

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Terbaru

Daftar Blog Saya