Pengertian
mandul bagi wanita ialah tidak mampu hamil karena indung telur
mengalami kerusakan sehingga tidak mampu memproduksi sel telur.
Sementara, arti mandul bagi pria ialah tidak mampu menghasilkan
kehamilan karena buah pelir tidak dapat memproduksi sel spermatozoa sama
sekali.
Baik
pria maupun wanita yang mandul tetap mempunyai fungsi seksual yang
normal. Tetapi sebagian orang yang mengetahui dirinya mandul kemudian
mengalami gangguan fungsi seksual sebagai akibat hambatan psikis
karena menyadari kekurangan yang dialaminya.
Tetapi
istilah mandul seringkali digunakan untuk menyebut pasangan suami
istri yang belum mempunyai anak walaupun telah lama menikah. Padahal
pasangan suami istri yang belum mempunyai anak setelah lama menikah
tidak selalu mengalami kemandulan. Yang lebih banyak terjadi adalah
pasangan yang infertil atau pasangan yang tidak subur.
Apakah kemandulan dapat diatasi?
Kemandulan tidak dapat diatasi dengan cara apapun. Masalahnya, gangguan yang terjadi berupa kerusakan yang permanen pada buah pelir atau indung telur sehingga masing-masing tidak dapat memproduksi sel spermatozoa atau sel telur. Jadi baik pria maupun wanita yang mengalami kerusakan permanen pada buah pelir atau indung telurnya tidak perlu lagi berupaya mencari pengobatan atau jalan keluar lainnya karena pasti tidak akan berhasil.
Kemandulan tidak dapat diatasi dengan cara apapun. Masalahnya, gangguan yang terjadi berupa kerusakan yang permanen pada buah pelir atau indung telur sehingga masing-masing tidak dapat memproduksi sel spermatozoa atau sel telur. Jadi baik pria maupun wanita yang mengalami kerusakan permanen pada buah pelir atau indung telurnya tidak perlu lagi berupaya mencari pengobatan atau jalan keluar lainnya karena pasti tidak akan berhasil.
Satu
hal yang mutlak harus diperhatikan ialah apakah masalah yang terjadi
suatu kemandulan ataukah infertilitas (gangguan kesuburan). Kemandulan
tidak sama dengan infertilitas (gangguan kesuburan), tetapi kedua
istilah ini sering dikacaukan. seringkali pasangan disebut mandul
padahal sebenarnya tidak subur (infertil).
Apa yang dimaksud dengan pasangan infertil atau tidak subur?
Dalam keadaan normal dan tanpa menggunakan kontrasepsi, kehamilan terjadi pada 60 % pasangan suami istri dalam waktu 6 bulan, pada 80 % pasangan dalam waktu 9 bulan dan pada sekitar 90 % pasangan suami istri dalam waktu 1 tahun.
Dalam keadaan normal dan tanpa menggunakan kontrasepsi, kehamilan terjadi pada 60 % pasangan suami istri dalam waktu 6 bulan, pada 80 % pasangan dalam waktu 9 bulan dan pada sekitar 90 % pasangan suami istri dalam waktu 1 tahun.
Pasangan
suami istri yang telah melakukan hubungan seksual secara teratur
tanpa kontrasepsi selama satu tahun tetapi belum mampu hamil dan
melahirkan anak hidup disebut pasangan infertil atau pasangan tidak
subur. Berarti pasangan tersebut mengalami masalah infertilitas
(ketidaksuburan).
Pada
pasangan infertil, pihak suami masih mempunyai sel spermatozoa tetapi
tidak dalam parameter normal karena mengalami suatu gangguan. Di
pihak lain, pihak istri masih mempunyai sel telur tetapi mengalami
gangguan, misalnya dalam perjalanan untuk masuk ke dalam rahim melalui
saluran telur.
Dengan
pengertian ini jelaslah perbedaan antara pasangan infertil dengan
pasangan mandul. Di masyarakat, tampaknya lebih banyak pasangan
infertil dibandingkan dengan pasangan yang benar-benar mandul. Tetapi
istilah mandul lebih sering digunakan di masyarakat walaupun yang
dimaksud adalah gangguan kesuburan.
Penyebab infertilitas
Banyak faktor yang menjadi penyebab infertilitas sehingga pasangan suami istri tidak mempunyai anak, antara lain:
- Faktor hubungan seksual, yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini yang berat, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.
- Faktor infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnva infeksi pada buah pelir dan infeksi pada rahim.
- Faktor hormon, berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.
- Faktor fisik, berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.
- Fakror psikis, misalnya stress yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan sel telur.
Untuk
menghindari terjadinya gangguan kesuburan pada pria maupun wanita,
maka faktor-faktor penyebab tersebut tersebut harus dihindari. Tetapi
kalau gangguan kesuburan telah terjadi, diperlukan pemeriksaan yang
baik sebelum dapat ditentukan langkah pengobatannya.
Apakah infertilitas dapat diatasi?
Masalah infertilitas sebenarnya adalah masalah gangguan kesuburan pasangan. Gangguan kesuburan mungkin dapat diatasi, mungkin juga tidak dapat diatasi. Hal itu sangat tergantung kepada penyebabnya dan sejauh mana kesuburan telah terganggu.
Masalah infertilitas sebenarnya adalah masalah gangguan kesuburan pasangan. Gangguan kesuburan mungkin dapat diatasi, mungkin juga tidak dapat diatasi. Hal itu sangat tergantung kepada penyebabnya dan sejauh mana kesuburan telah terganggu.
Berbagai
cara dan pengobatan telah tersedia untuk mengatasi gangguan
kesuburan, tetapi tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan.
Sebagai contoh, infertilitas yang disebabkan karena penyumbatan saluran
telur. Cara yang ada untuk membuka kembali saluran telur yang
tersumbat ternyata tidak memberikan hasil yang baik. Contoh lain,
pengobatan gangguan sperma, mungkin memberikan hasil yang baik, mungkin
juga tidak. Pengobatan gangguan sperma yang disebabkan karena infeksi
pada buah pelir, pada umumnya tidak memuaskan.
Itu
berarti tidak semua pasangan infertil dapat mengatasi masalahnya dan
dapat mempunyai anak. Karena itu, pada keadaan di mana gangguan
kesuburan tidak dapat diatasi, dilakukan cara lain yang merupakan cara
pintas. Cara pintas ini tidak lagi bertujuan memperbaiki gangguan
kesuburan, melainkan langsung ke tujuan akhir, yaitu menghasilkan
kehamilan.
Cara
pintas yang tersedia ialah inseminasi buatan dengan menggunakan
sperma suami dan tehnik “bayi tabung”. Inseminasi buatan dengan sperma
suami dilakukan bila terjadi gangguan kualitas dan kuantitas sperma,
gangguan dalam melakukan hubungan seksual sehingga sperma tidak dapat
masuk ke vagina, dan gangguan mulut rahim sehingga sel spermatozoa
gagal masuk ke dalam rahim.
Cara
mendapatkan kehamilan dengan menggunakan tehnik “bayi tabung” telah
dikembangkan sejak tahun 1970 oleh dokter Patrick Steptoe dan Prof.
Robert Edwards. Delapan tahun kemudian hasil teknologi itu telah
menghasilkan seorang bayi wanita. Dalam perkembangannya beberapa cara
tehnik “bayi tabung” telah dilakukan, mulai dari GIFT (Gamete
Intra-Fallopian Transfer), ZIFT (Zygote Intra-Fallopian Transfer),
IVF-ET (In-Vitro Fertilization-Embryo Transfer), sampai ke ICSI (Intra
Cytoplasmic Sperm Injection).
Tehnik
“bayi tabung” dilakukan bila terjadi gangguan sperma dan gangguan
sistem reproduksj wanita yang menghambat pertemuan sel spermatozoa
dengan sel telur. Dengan tehnik ini, sel spermatozoa dan sel telur
dipertemukan di luar tubuh wanita. Setelah hasil pertemuan itu
berkembang, kemudian dimasukkan ke dalam rahim dan berkembang seperti
kehamilan normal. Tetapi berbagai cara “bayi tabung” yang ada sampai
saat ini, tetap tidak menjamin kehamilan pasti berhasil.
Di
masyarakat muncul anggapan salah, seolah-olah tehnik “bayi tabung”
adalah segalanya. Seolah-olah dengan cara ini pasangan infertil pasti
dapat menjadi hamil dan mempunyai anak. Padahal ternyata tidak
demikian. Keberhasilan tehnik “bayi tabung” dengan cara yang paling
mutakhir dan di negara maju sekalipun, masih tergolong rendah sementara
biaya yang diperlukan sangat tinggi.
-------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan anda....komentar dong.....